Rabu, 17 Oktober 2012

Catatan Hari Ini


Selasa, 25 September 2012 (Flashfiction/Ff)

Catatan Hari Ini
Bagiku, keluarga adalah segala-galanya. Kepedulian bahkan tak perlu ditunjukkan dengan action. Dengan kata, cukup bagiku. Terlepas apakah itu sungguh-sungguh atau tidak.
Hati/Qalbu bersifat lhatif. Sedikit saja tergores, sulit baginya untuk kembali seperti semula. Setidaknya, inilah yang aku rasa. Pun yang kau rasa (mungkin).
Kebahagiaan adalah hal indah yang layak dibagi. Aku mengerti. Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan yang ku rasa. Hanya saja tak bisa disampaikan lewat hadirku. Dan kau tak bisa terima itu. Apakah  aku bisa terima? Tidak. Ada alasan dibalik ketidakhadiran itu.
“Akupun mengerti,” katamu.
“Tapi yang tak bisa diterima, tak ada satu sms/telpon pun dihari bahagia itu,” tambahmu.
Aku tersedak. Ternyata selama ini kita tak saling mengenal.
“Malam itu, aku hanya tak bisa terima apa yang  kau katakan,”  kenangmu.
Aku mengerti.
Tapi menunggu balasan untuk sebuah empati, itu konyol. Entahlah. Hanya saja ketika itu,  tanpa respon darimu yang bisa kupahami adalah kau sama sekali tak peduli.
“Bukannya tak peduli, ketika itu aku langsung menelponnya tapi tak diangkat,”tegasmu.
Benarkah? Aku bersimpati. Tapi kenapa tak disampaikan lewatku saja, padahal aku menunggu.
Hening.
“Lanjutkanlah dulu (kesibukanmu),” kau mengakhiri.
***
Hari itu kau kembali. Sudah hampir siang kala itu.
“Berapa bayaran untuk foto orang wisuda?” tanyamu tanpa ‘kata-kata pendahuluan’, lewat cross merah seseorang.
Aku meradang. Bagiku, ada ‘rasa’ tak layak dengan pertanyaan itu. Tak bisa diterima oleh perasaanku, mengingat apa yang terjadi sebelum ini. ‘Rasa’ ini pula lah yang membedakan kita (pria dan wanita). Meski sejatinya, ‘aku’ ataupun ‘kau’  hanyalah sebuah keegoisan. Tapi setidaknya aku berterimakasih untuk ‘titip salam pada kawanmu’ yang kau sampaikan hari itu. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar