Jumat, 24 Oktober 2014

Bagaimana Menghindari Konflik dengan Teman Sekamar?


Bagi kita yang pernah ngerasain hidup ngekos, mungkin pernah mengalami konflik dengan teman sekamar atau roommate. Biasanya masalah-masalah itu timbul dari hal-hal kecil yang kemudian membesar. Kalau kita bisa menyikapinya dengan bijak masalah-masalah itu bisa diselesaikan dengan cepat. Tapi jika tidak, masalah-masalah kecil itu akan bertumpuk-tumpuk di hati dan siap-siap aja kalau  sudah sampai waktunya masalah itu akan meledak. Duaarr.

 Konflik dengan roommate itu sangat rentan. Ya, karena memang kita terlahir dari berbagai latar belakang kehidupan yang berbeda, belum lagi pola kebiasaan, culture, kepribadian, dan lain sebagainya. Itulah kenapa setiap manusia itu unik.

Ada sebuah kasus. Sebut saja, Mawar  (nama samaran). Malam tadi ia datang ke kamarku dan bercerita sambil menangis bahwa ia diusir dari kos. Lho, apa hubungannya diusir dari kos dengan konflik antar roommate? 

Gini ceritanya, si Mawar itu ketangkap basah sedang nge-print, padahal di kos kami tuh gak boleh pake mesin printer. Mawar, seperti juga kebanyakan anak-anak lain tuh kalau make printer ya secara sembunyi-sembunyi karena kalau ketahuan langsung diusir. Serem yah... Pas lagi asyik-asyik nge-print, tiba-tiba aja pintu kamar ada yang buka... Taraa... Ternyata si Bapak kos dan langsung deh Mawar diusir.

Dan ternyata, usut punya usut menurut Mawar, ia diadukan oleh roommate-nya, karena sebelumnya mereka berkonflik. Duh, duh. Kalaupun ia, tega banget yah si roommate-nya, memang sih kalau misalkan udah sakit hati lama-lama bisa jadi dendam. Dan kalau si roommate itu tahu apa kelemahan kita ya tinggal menunggu waktu, lo atau gue yang bakalan keluar dari sini. Dan parahnya, salah satu dampak ketika kita berkonflik dengan oranglain adalah adanya prasangka buruk terhadap orang tersebut, meskipun kita belum tahu benar atau tidaknya si roommate yang mengadukan, kita bahkan bisa langsung ngambil kesimpulan kalau dia yang melakukannya. Alasannya cuma satu: karena dia sakit hati ama kita. Huyy, serem.

Nah, biar cerita macam itu gak kejadian sama kita, aku punya beberapa tips yang mudah-mudahan aja bisa bantu  teman-teman untuk menghindari konflik dengan roommate. Karena gak enak lho, berkonflik itu, apalagi dengan roommate. Kos yang seharusnya bisa buat kita nyaman, eh malah serasa neraka. Gak asik bangetkan. Tips ini dari pengalaman aku sendiri yang gak pernah pindah-pindah kos sejak pertamakali ngerasain indekost di kota budaya ini selama hampir empat setengah tahun.  Dan juga berdasarkan cerita-cerita teman-teman yang pernah curhat padaku. Ok, ini dia tipsnya:

  1. Hargai Wilayah Otonomi Teman Sekamar
    Loh, kog pake wilayah otonomi segala. Ya ialah, karena kos itu bukan rumah kita, tentu saja kita gak boleh bertingkah seenaknya di kos. Kita perlu menghargai oranglain. Nah, wilayah otonomi yang dimaksud itu adalah bagian kamar tempat teman kita menaruh berbagai macam barang-barang miliknya seperti kasur, lemari, rak buku, dan sebagainya. Di tempatku, kos-kosan biasanya berukuran 3x3 dan diisi leh 4 orang, kebayangkan bagaimana padatnya bahkan untuk belajarpun mesti di atas tempat tidur kita dan wilayah otonomi yang dimaksud ya itu.. bagian tempat kita. Yang gak paham, boleh kog tanya, kirim aja  sms. Hahaha.
    Nah, bagaimana kita menghargai wilayah otonomi roommate kita? Pertama, Jangan pindahkan barang-barang roommate kita yang sudah diletakkannya di wilayah otonominya tanpa persetujuannya. Misalkan kita berpikir, kayaknya enak deh kalau kita pindah posisi ke tempat si roommate dan kita langsung aja tuh mindahin barang-barangnya tanpa persetujuan dia. Ini akan membuat si roomate mersa kita semena-mena. Siapa kita memindahkan barang-barangnya tanpa izin? Jangan sok senior deh. Kira-kira gitu kata si roommate-nya ama kita. 
    Kedua, jangan asyik-asyikan main di tempat tidur roommate-mu kalau ia sedang capek dan butuh istirahat. Kita musti peka. Misalkan, kita lagi tidur-tiduran di tempatnya, lalu si roommate pulang kuliah. Pasti capek dan butuh istirahat banget kan? Sementara kita masih asyik-asyikan di tempatnya dia, masih untung kalau dia punya inisiatif sendiri untuk gunain tempat tidur kita atau gunain tempat tidur roommate kita yang lain yang juga kosong. Tapi kalau misalkan pada saat itu kita bawa sahabat dan tempat kita digunain si sahabat, sementara roommate yang lain juga ada di kamar. Nah si roommate itu mau kemana? Jangan ikut-ikutan marah ya, kalau ternyata si roommate itu menyemprot kita dengan kata-katanya.

  2. Gunakan Barang-Barang Teman  Sekamarmu dengan Seizinnya
    Ini jelas. Siapa coba yang suka kalau barang-barang miliknya digunakan tanpa seizinnya. atau parahnya lagi, kita make barang-barang teman dengan diam-diam dan ditambah lagi gak menaruhnya kembali di tempat semula. Pas roommate mau menggunakan benda itu, jadi susahkan dia mencari-cari. Dan mau gak mau dia bakalan nanya: ada yang liat punya aku gak? Nah... kita punya dua pilihan nih, mau jawab gak tau atau ngasih tahu. Hahahaa. Kalau misalkan kita lagi butuh banget sama benda itu, dan ternyata yang punya tuh cuma roommate kita, padahal si roommate lagi gak di kos, kita kan masih bisa sms dia buat minjam. Atau kalau gak, kita pake aja dulu, nanti pas dia udah pulang kita kasih tahu deh kalau kita make punyanya dia tadi. Mudahkan?

  3. Kenali Karakter Teman Sekamarmu
    Ini memang hal yang sangat sulit. Tapi kita bisa beajar kog. Kita bisa belajar mengetahui bagaimana sih kepribadian roommate kita. Ada kog buku yang bisa membantu kita buat ngenalin kepribadian oranglain, yaitu buku Personality Plus-nya Florence Littauer. Kalau misalkan gak ada bukunya, searching aja di internet sudah banyak kog teman-teman blogger yang membahas ini.

    Secara garis besar dalam buku itu, Florence Littauer membagi kepribadian menjadi empat golongan dasar yaitu melankolis, pleghmatis, sanguinis, dan koleris. Roommate kita seorang yang melankolis jika ia tidak banyak bicara atau cenderung pendiam, suka hal-hal yang detail, Sensitif, sering merasa bersalah, puitis, dan sulit ngelupain hal-hal negatif yang pernah dialaminya. Sementara kalau dia orangnya kebalikan dari sifat melankolis itu seperti sangat periang, tak henti-hentinya bicara, suka lupa dimana meletakkan barang-barang miliknya, agak ceroboh, tidak terlalu ambil pusing kata-kata orang lain tentangnya, sangat mudah sekali dekat dengan orang-orang, sudah bisa dipastikan kalau roommate kita itu seorang yang sanguinis.

    Sementara kalau roommate kita berkepribadian Pleghmatis, ciri-cirinya tenang, tidak terlalu nampak ekspresinya ketika sedih atau bahagia, tidak banyak cerita, merasa semuanya baik-baik saja, mau kesini hayuh, mau kesana juga ayuh, sulit bilang 'tidak' ke orang-orang, sulit mengemukakan pendapatnya sendiri, bisa masuk kemana aja, kadang seperti antara ada dan tiada. Yang terakhir kepribadian Koleris. Ini adalah keribadian yang kuat, ciri-ciri orang dengan kepribadian seperti ini sulit mengalah, tidak bisa menerima kekalahan, selalu ingin melakukan hal-hal baru yang penuh tantangan, berwatak memimpin, semua akan beres kalau ia yang melakukan, kadang memandang rendah kemampuan oranglain. 
    Coba perhatikan Roommate kita, termasuk yang manakah dia? Dan hati-hati juga menilainya, karena ada juga kepribadian campuran, seperti aku yang berkepribadian melankolis-koleris. Campuran atau tidak, diketahui saat kita mengisi kuisioner kepribadian yang ada dalam Personality Plus-nya Florence Littauer itu, jika ternyata jumlah jawaban tertinggi kita ada pada dua jenis kepribadian, bisa disimpulkan bahwa kita berkepribadian campuran. 

  4. Kenali Gaya Belajar Teman Sekamarmu
    Ini penting banget. Kenali gaya beajar roommate kita. Jangan sampe kita hidupin musik keras-keras padahal roommate kita orang yang gak bisa belajar kalau bising. Lalu, kamu bilang: aku kan orangnya cuma bisa belajar kalau ada musik. Yah kalau gitu, bakal ada perang dingin tuh dikamar. Ada baiknya, buat kita yang hanya bisa belajar kalau ada musik, beli headset aja deh. Jadi, biarpun kita hidupin musik sekencang apapun toh yang dengar kita juga, yang bakalan telinganya sakit kita juga. Kita gak ganggu kenyamanan oranglain. So, gak ada masalah kan?
  5. Makan Bersama, Tak Harus Masak Bersama
    Ada sebagian orang yang hanya bisa makan kalau makan bersama. Maka, dijabanin deh, masak pun bersama. Ya, biar ntar makannya juga bisa bareng-bareng. Tapi lama kelamaan, ngerasanya kog kita aja ya yang terus-terusan, kita masak pagi, ntar sore buat sambal kita lagi, besok pagi kita masak lagi, sorenya yang buat sambal kita lagi. Besoknyapun kayak gitu. Trus diilihat dan dilihat, berasnya si roommate dua liter kog gak habis-habis ya udah sebulan lebih. Padahal kita sama-sama makan. Hahaha. Untung kalau si roommate orangnya gak kayak gitu. Pasti Asik-asik aja. Nah, kalau dapat yang kayak gitu? Capek kan kitanya. Mending sendiri-sendiri aja. Toh, kalau kita mau makan bareng juga bisa, pas waktunya makan si roommate juga makan kan, ya kita bawa makan bareng. Dan kita juga bisa saling berbagi, kog.

  6. Ingat dan Lakukan Kegiatan untuk Kepentingan Bersama
    Biasanya, di kos itu adahal-hal tertentu yang melakukannya sendiri-sendiri tapi untuk kepentingan seluruh penghuni kos, misalkan mengisi ulang air galon, nyuci piring, nyapu rumah, buang sampah, dan lain-lain. Nah, kita musti ingat kapan giliran kita, jangan sampe kita gak pernah ngelakuin itu. Bisa berabe, kan. Itu kayak nya hal sepele tapi dampaknya besar banget.
  7. Jangan Menceramahi
    Kalau misalkan ada suatu hal yang kita gak suka dari si roommate jangan beritahu dia dengan gaya menceramahi. Ini bakalan buat si roommate kesal ama kita. Bilang aja dengan baik-baik dan sewajarnya dan pastinya dengan kata-kata yang gak bikin dia sakit hati. Ya itu sih kalau menurut kita penting  banget dianya tahu, tapi kalau gak penting-penting amat ya gak usah deh. Kek misalkan, kita menceramahi cara berjilbabnya lalu bilang: muslimah itu musti berjilbab syar'i yang gini-gini, atau cara makannya: eh cara makan yang baik itu gini-gini lho,  atau ceramahin isi lemarinya dengan bilang: kalau anak perempuan itu lemarinya musti gini gini lo.. Dan seabrek mustinya, seharusnya, dan gini-gini lainnya. Dijamin deh roommate kita bakalan bilang: kalau mau ceramah itu di masjid aja sana! Hahaha.
    Itu dia beberapa hal yang bisa menghindari kita dari konflik dengan teman  sekamar. Kamu punya tips lain? Yuk berbagi di kolom komentar. ^-^