Sabtu, 27 September 2014

Simulasi Layanan Konsultasi



Pemeran:
Fitria Osnela sebagai Konsultan
Fitriyani sebagai Konsulti
Laila Husna sebagai Pihak Ketiga
Simulasi Pelaksanaan:
Laila adalah seorang mahasiswi yang pintar. Selain kuliah ia juga aktif di organisasi kampus, baik intra maupun ekstra. Karena semangat dan keuletannya ia dipercaya menjadi personalia pengurus/koordinator sebuah lembaga kemahasiswaan intra kampus. Tapi akhir-akhir ini ia sering melalaikan tugas yang dipercayakan padanya. Dan lagi, ia sering tidak hadir pada setiap rapat pengurus. Pada suatu hari ketua lembaga melayangkan sebuah surat  panggilan kepada Laila. Maka laila pun menemui ketua lembaga tersebut.
Laila                : Assalammu’alaikum…
Fitri                 : Wa’alaikumsalam…Eh, Laila…
Laila                : Iya yunda… lagi sibuk apa, yunda?
            Fitri                  :Hmm… Ini lagi perbaikan proposal untuk acara minggu depan. Silahkan duduk,  dek.
Laila                :Makasih, yunda. Sudah banyak perubahan, yah, yunda tampaknya sekre           kita. (sambil melemparkan pendangan ke seluruh ruangan).
Fitri                   :Tidak juga…itu perasaan dek laila saja, mungkin karena sudah lama tidak ke sekre.
Lalila                : Hehehe… Mungkin juga kali,  yunda…
            Fitri                  :Hmm… Begini, dek. Ada beberapa hal yang ingin yunda tanyakan sama kamu, berkaitan dengan posisi kamu sebagai koordinator devisi. Yunda cuma ingin tahu kenapa dek akhir-akhir ini jarang sekali mampir ke sekre. Dan karena itu, beberapa tugas yang harusnya dek kerjakan jadi terbengkalai. Bisa di jelaskan kepada yunda?
Laila                :Maaf yunda… saya tahu yunda pasti kecewa dengan saya. Yunda sudah beri saya kepercayaan tapi saya malah melalaikannya. Maafkan saya yunda. Saya bersedia jika harus di reshuffle.
Fitri                 :Yunda tidak marah. Tapi sedikit kecewa mungkin ya. Tapi kalau soal reshuffle, tidak bisa yunda lakukan tanpa alasan yang jelas. Yunda hanya ingin tahu kenapa kamu sering lalai akhir-akhir ini. Apa kamu ada masalah?
Laila                :Kalau masalah tidak ada yunda. Hanya saja kalau sekarang saya memang tidak bisa intens ke sekre karena selain kuliah, saya juga mengambil job sampingan sebagai operator di “abracadabra net”, yunda. jadi saya kesulitan membagi waktu antara kuliah, organisasi, dan kerja.
           Fitri                 : Hmmm…yunda mengerti. Itu memang persoalan yang tidak ada habis-habisnya. Banyak mahasiswa terjebak karena hal itu, yang bahkan kadang sampai  mengorbankan kuliah mereka. Dan yunda tidak ingin Laila seperti itu.
Laila                :Ya begitulah yunda. saya tidak bisa memikirkan bagaimana memecahkan masalah ini. Benar bahwa kuliah itu yang terpenting, tapi saya juga ingin berorganisasi untuk menyalurkan potensi yang ada pada diri saya sebagai proses aktualisasi diri. Sementara disisi lain saya juga butuh pekerjaan untuk menunjang kelangsungan hidup saya dirantau ini, yunda. karena kiriman dari ayah saya akhir-akhir ini sering terlambat. Kata ayah saya, dikampung saat ini lagi musim paceklik, itulah kenapa saya mati-matian mengambil job sampingan.
Fitri                   :Hmm… Benar-benar anak yang baik kamu yah dek. Apakah kamu bekerja setiap hari, dek?
Laila                  :Tidak yunda, saya hanya bekerja tiga kali seminggu. Tapi saya sering menggantikan teman saya, karena bekerja disana dihitung perjam.
Fitri                   :Ooh, begitu. Baiklah yunda akan usahakan mencarikan solusi untuk masalah yang kamu hadapi ini. Dan yunda berharap besok siang kamu datang menemui yunda di sekre ya.
Laila                :Ya yunda… terimakasih banyak yunda. saya berharap sekali akan bantun yunda.
Fitri                 : Iya sama-sama dek.
Laila                : Boleh saya pergi sekarang, yunda?
Fitri                 : Ohh, ya tentu saja boleh.
Laila                : Assalammu’alaikum.
Fitri                 : Wa’alaikumsalam.

Karena Fitri bukan berasal dari background BK maka ia menemui dosen yang berprofesi sebagai konselor di UPTLBK.
Konsulti             : Assalammu’alaikum, buk… maaf. Boleh saya masuk, bu?
Konselor          :Ohh ya…. Wa’alaikumsalam. Silahkan masuk. Ada yang bisa ibu bantu, nak?
konsulti           :Ya, terimakasiih buk. Oya perkenalkan, buk. Nama saya Fitri. Saya mahasiswi Prodi PAI semester 5. Alhamdulillah sekarang, saya diberi tanggung jawab sebagai ketua lembaga.
Konselor          : Hmm…ya, lalu?
konsulti           :Sebagai ketua saya merasa berkewajiban menolong anggota saya, buk. Namanya Laila. Ia ada sedikit masalah dengan tertib organisasi, bu.
Konselor          : Hmmm… Jadi bukan kamu sendiri yang ingin konseling?
konsulti           : Bukan, bu.
Konselor          :Baiklah…berhubung nanda bukan berasal dari Prodi BK, mungkin ibu akan menjelaskan beberapa hal kepada nanda. Di dalam konseling, seseorang yang meminta bantuan konselor untuk menyelesaikan masalah orang lain disebut dengan layanan konsultasi. Dalam layanan konsultasi ini orang yang memiliki masalah disebut pihak ketiga, orang yang membantu menyelesaikan masalah disebut konsulti, sedangkan konselor yang dimintai bantuan bagaimana cara/ teknik menyelesaikan masalah disebut sebagai konsultan. Jadi sekarang nanda sedang berhadapan dengan konsultan, bukan dengan konselor. Nanda mengerti?
konsulti           : Iya, bu. Saya mengerti.
Konsultan        :Ada beberapa hal yang harus nanda pahami mengenai layanan konsultasi ini. Pertama, layanan konsultasi ini bertujuan agar konsulti, yakninya nanda, dengan kemampuan nanda sendiri dapat menangani kondisi dan atau permasalahan yang dialami pihak ketiga. Kemampuan yang ibu maksudkan disini adalah  berupa wawasan, pemahaman dan cara-cara bertindak yang berkaitan langsung dengan suasana dan atau permasalahan pihak terkait itu (fungsi pemahaman). Dengan kemampuan sendiri itu, konsulti akan melakukan sesuatu (sebagai bentuk langsung dari hasil konsultasi) terhadap pihak ketiga. Dalam kaitan ini, proses konsultasi yang dilakukan konselor  disisi yang pertama, dan proses pemberian bantuan atau tindakan konsulti terhadap pihak ketiga pada sisi yang kedua, bermaksud mengentaskan masalah  yang dialami pihak ketiga. Kedua,  mengenai azas. Dalam layanan konsultasi ada beberapa azas yang perlu nanda ketahui, yaitu: pertama, mengenai etika dasar konseling, yaitu kerahasiaan, kesukarelaan, dan keputusan diambil oleh klien sendiri. Kedua, kemandirian, apa yang dilakukan oleh konsultan dalam layanan konsultasi terhadap keputusan yang diambil konsulti, salah satunya adalah  bagaimana agar pihak ketiga mampu mengambil keputusan secara positif dan tepat. Apakah nanda sudah paham?
konsulti           : Ya, saya paham, bu.
Konsultan        :Nah, jadi sekarang bisa nanda ceritakan apa masalah yang sedang di alami pihak ketiga/ teman nanda?
konsulti           :Baiklah, bu. Terimakasih atas penjelasan yang ibu berikan tadi. Begini, bu. Teman saya adalah seorang mahasiswi semester tiga. Di lembaga yang saya pimpin ia menjabat sebagai personalia pengurus. Ia sering melalaikan tugas, dan sering tidak hadir pada rapat pengurus. Jika ini dibiarkan terlalu lama, saya khawatir kinerja lembaga tidak maksimal, bu.
Konsultan        : Sudah nanda tanyakan apa alasannya tidak bisa hadir?
Konsulti          :Katanya ia mengambil job sampingan sebagai operator warnet. jadi  kesulitan membagi waktu antara kuliah, organisasi, dan bekerja.
Konsultan        : Hmm… jadi masalahnya mengenai manejemen waktu, ya.
Konsulti          : Begitulah, bu.
Konsultan        :Baiklah, nanda. Memang seorang mahasiswa akan memperoleh nilai tambah, jika ia tidak hanya sibuk dengan nilai akademis tetapi juga aktif berorganisasi. Mengapa dikatakan nilai tambah? Karena dengan berorganisasi, ia bakal terbiasa bekerjasama dengan orang lain (work as a team), memiliki jiwa kepemimpinan (work as a leader), terbiasa bekerja dengan manajemen (work with management). Di masa depan, skill tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia yang sebenarnya. Tetapi kadang seorang mahasiswa aktivis organisasi menemui kendala dalam membagi waktu antara kuliah dan organisasi.
Konsulti          : Ya, bu.
Konsultan        : Oya, sebelumnya apakah pihak ketiga bekerja setiap hari?
Konsulti          :Tidak, bu. Ia bekerja hanya 3 kali seminggu. Tapi ia sering menggantikan temannya karena bekerja disana dibayar perjam.
Konsultan        :Hmmm…baiklah kalau begitu, ibu sangat sarankan kepada pihak ketiga agar dalam bekerja memang mengambil waktu yang disediakan untuknya. Jadi, sebaiknya job temannya yang tidak bisa bekerja karena sesuatu hal diserahkan kepada teman yang lain. Ha itu agar pihak ketiga dapat membagi waktunya dengan baik.
Konsulti          : Ya, bu. Nanti akan saya sarankan seperti yang ibu katakan.
Konsultan        :Ok. Dalam manajemen waktu ada beberapa tips yang bisa diterapkan.
Konsulti          : Apa sajakah itu, bu?
Konsultan        :Pertama, tentukan atau renungi kembali visi hidup. Visi adalah pandangan ke depan yang menggambarkan jadi apa nanda kelak. Misi adalah hal-hal yang dilakukan untuk mencapai visi. Visi adalah jawaban atas pertanyaan, “Apa yang paling penting bagimu?”, “Apa yang memberi makna dalam hidup?”, “nanda ingin jadi apa dan apa yang ingin nanda lakukan dalam hidup?” Jadi, bila visi nanda adalah “Mahasiswa Plus”, memang seharusnya nanda merencanakan dan mengatur segalanya. Kedua, Aturlah hal-hal berikut: a) Waktu. Biasakan memenej perencanaan waktu. Buatlah jadwal kuliah dan kegiatan organisasi dalam satu timeline yang detail – baik hari, jam, dan tempatnya. Nanda bisa menulisnya di ponsel atau di buku agenda. b.) Prioritas, diantaranya: Kuadran I:Dahulukan yang penting dan mendesak, yaitu: krisis-krisis, pekerjaan –pekerjaan yang memiliki deadline, sakit atau kecelakaan- dan harus segera ke dokter, dsb. Kuadran II:Penting tapi tidak mendesak. Ini adalah kuadran kualitas. Perencanaan jangka panjang, mengantisipasi dan menanggulangi masalah-masalah, memberi wewenang pada orang lain, memperluas cakrawala berpikir (membaca buku, surfing internet), membangun hubungan sosial (menengok orang sakit, menghadiri undangan perkawinan, dll).• Kuadran III: Bayang-bayang dari Kuadran I. Kuadran ini seesungguhnya, tidak penting tetapi kadang penting lagi mendesak. Kuadran III adalah kuadran tipuan. Jangan salah nilai! Kita kerap mengira aktivitas tertentu adalah aktivitas Kuadran I yang mana kadang terlihat mendesak, padahal tidak (telepon yang berdering, bunyi sms, kunjungan tamu dadakan). Kalaupun penting, mungkin bagi orang lain – but might be not for you.• Kuadran IV: Kuadran pemborosan. Ini terjadi karena kita sering terjebak pada Kuadran I dan III sehingga kita sering melarikan diri ke Kuadran IV untuk bertahan; nonton TV/VCD/main game hingga kecanduan, membaca novel picisan hingga “muak”, ngerumpi tanpa batas.Cobalah senantiasa mencermati prioritasmu dan usahakan selalu berada di Kuadran II dan sekali di Kuadran I –jika memang sangat mendesak. Jangan tertipu dan terjebak di Kuadran III dan IV.c. Komunikasi. Biasakan bersikap dan berkomunikasi asertif. Contoh: besok, kamu menghadapi ujian semester. Akan tetapi, kamu juga memiliki agenda rapat yang – nampaknya-mendesak. Dalam situasi ini, kamu harus berani mengatakan tidak –tapi tetap dalam koridor kesantunan. Ujian semester adalah Kuadran I, sedangkan rapat organisasi, boleh jadi, penting bagi orang lain, tapi mungkin tidak bagimu. Rapat bisa diganti waktu lain, namun ujian semester tidak bisa.d. Jangan menunda pekerjaan. Menunda pekerjaan adalah kebiasaan buruk dan tidak bertanggungjawab yang menyebabkan kita kerap terjebak pada Kuadran I secara membabibuta. Kita bisa tiba-tiba merasa semua pekerjaan pada deadline-nya. Padahal jika kita terbiasa mencicil pekerjaan-pekerjaan yang diamanahkan atau dibebankan pada kita, tidak akan berakhir sedemikian naasnya. Biasakanlah setiap hari: membaca kembali kuliah yang diberikan dosen, meringkas buku diktat kuliah, merencanakan kegiatan setiap hari. Meski terasa berat di awal, namun kamu bakal memetik hasil yang menyenangkan di bagian akhir dalam hidupmu, Insya Allah.
Konsulti          :Terimakasih atas penjelasan ibu yang demikian panjang. Saya akan menyampaikan hal ini kepada pihak ketiga.
Konsultan        :Ya nanda. Ibu ingin bertanya sekali lagi, apakah nanda benar-benar yakin untuk menyelesaikan permasalahan pihak ketiga:
Konsulti          : Ya, saya yakin bu. Karena membantu orang lain adalah kewajiban kita sebagai sesama manusia.
Konsultan        : Ya… ibu berharap kamu mampu menjalankannya.
Konsulti          : Iya, terimakasih, bu. Saya permisi dulu, ya bu. Dalam waktu dekat mungkin saya akan kembali kesini untuk membicarakan perkembangan pihak ketiga.
Konsultan        : Ya nanda, sama-sama. Ibu tunggu perkembangan selanjutnya. Semoga berhasil ya.
Konsulti          : Ia bu,, assalammu’alaikum
Konsultan        : Wa’alaikumsalam.

Keesokan harinya seperti yang telah diceritakan pada bagian terdahulu, pihak ketiga yang bernaama Laila menemui kembali Fitri atau konsulti. Dengan berbekal pengetahuan dari konselor Fitri tampak penuh percaya diri.
Pihak ketiga    : Assalammu’alaikum..
Konsulti          : Wa’alaikumsalam…gimana kabarnya, dek?
Pihak ketiga    :(Langsung masuk ke dalam ruangan dan duduk di depan konsulti). Alhamdulillah sehat, yunda.
Konsult           :Syukurlah…hmm begini, dek. Kemaren yunda sudah berbincang-bincang dengan seorang konsultan. Ada beberapa hal yang yunda dapatkan mengenai permasalahan yang dek hadapi.
Pihak ketiga    : Apa itu yunda?
Konsulti          :Pertama, dek harus mengambil job yang benar-benar begian dek. Yunda sarankan, jika ada teman yang tidak bisa sebaiknya dek berikan kepada teman lain. Hal itu agar dek bisa membagi waktu dengan baik.
Pihak ketiga    : Baiklah, yunda.
Konsulti          : Kedua, renungi kembali visi hidup. apa yang paling penting bagi dek untuk masa depan.
Pihak ketiga    : Maksudnya yunda?
Konsulti          : Hmmm.... maksudnya begini, jika menurut mu kuliah, organisasi dan pekerjaan adalah hal yang penting, ya lakukan. Tapi ada hal yang harus diprioritaskan. Jangan sampai yang penting yang jadi ketinggalan.
Pihak ketiga    : Ooh…begitu, baiklah yunda.
Konsulti          :Hmm… ketiga, aturlah waktu. Biasakan memenej perencanaan waktu. Buatlah jadwal kuliah dan kegiatan organisasi dalam satu timeline yang detail – baik hari, jam, dan tempatnya. Dek  bisa menulisnya di ponsel atau di buku agenda.
Pihak ketiga    : Ya, akan saya usahakan untuk membuat jadwal seperti itu, yunda.
Konsulti          :Nah, mungkin itu saja. yunda harap kamu bisa menerapkannya. Yunda tunggu bagaimana perkembangannya.
Pihak ketiga    :Baiklah, yunda. Terimakasih atas saran atau nasehat yang yunda berikan.
Konsulti          : Sama-sama dek.




Problem Remaja di Sekolah

A.    Stres sekolah, dimensi stress sekolah, dan dampak stress sekolah
1.      Stres sekolah
Stres sekolah merupakan kondisi stres atau perasaan yang tidak nyaman yang dialami oleh siswa akibat adanya tuntutan sekolah yang dinilai menekan, sehingga memicu terjadinya ketegangan fisik, psikologis, dan perubahan tingkah laku, serta mempengaruhi prestasi belajar mereka[1].
Menurut Verma, dkk dalam desmita mendefinisikan school demands (tuntutan sekolah), yaitu stres siswa (students stress) yang bersumber dari tuntutan sekolah(school demands). Tuntutan sekolah yang dimaksud oleh verma, dkk lebih di fokuskan pada tuntutan tugas-tugas sekolah (schoolwork demands) dan tuntutan dari guru-guru (the demands of tutors)
2.      Dimensi stress sekolah
a.       Physical demands (tuntutan fisik)
Stres ini berasal dari lingkungan fisik sekolah. Dimensi-dimensi dari lingkungan fisik ini yang dapat menyebabkan terjadi stres siswa meliputi: keadaan iklim ruang kelas, temperatur yang tinggi, penerangan, sarana dan prasarana penunjang pendidikan, kebersihan, serta keamanan sekolah.
b.      Task demands (tuntutan tugas)
Stres ini ditimbulkan karena tuntutan tugas dari sekolah sehingga membuat siswa tersebut tertekan. Aspek-aspek task demands ini meliputi: tugas-tugas yang dikerjakan di sekolah dan di rumah, mengikuti pelajaran, memenuhi tuntutan kurikulum, menghadapi ulangan atau ujian, mematuhi disiplin sekolah, serta mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
c.       Role demands (tuntutan peran)
Stres ini berhubungan dengan peran yang dipikul  siswa di sekolah. Sekolah merupakan sebuah organisasi yang banyak hal memiliki kesamaan dengan oerganisasi yang lainnya. Sebagai sebuah tuntutan organisasi, sekolah memiliki struktur organisasi yang terdiri dari beberapa posisi yang ditempati oleh para anggotanya.
Semua anggota organisasi di sekolah ini diharapkan memenuhi kewajiban-kewajiban yang ditetapkan sesuai dengan posisi masing-masing.
Tuntutan peran ini berkaitan dengan tingkah laku ynag dikomunikasikan oleh pihak sekolah serta orang tua dan masyarakat kepada siswa, seperti harapan memiliki nilai yang bagus, mempertahankan nama baik dan keunggulan sekolah, memiliki tingkah laku dan sikap yang baik, memiliki motivasi belajar yang tinggi. Semua tuntuan itu merupakan sumber stress bagi siswa, terutama saat semua tuntutan itu tidak terpenuhi.
d.      Interpersonal demand (tuntutan interpersonal)[2]
Tuntutan sekolah yang menjadi sumber stress bagi siswa adalah tuntutan interpersonal. Di lingkungan sekolah, siswa tidak hanya dituntut untuk dapat mencapai prestasi akademis yang tinggi, melainkan sekaligus mampu melakukan interksi sosial dan menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Bahkan keberhasilan siswa disekolah banyak ditentukan oleh kemampuannya mengola interksi sosial ini.
Keadaan lingkungan sosial sekolah mempunyai dampak yang sangat besar dan mendalam terhadap penyesuain akademis dan sosial siswa. Salah satu aspek dari lingkungan yang berhubungan dengan penyesuaian diri adalah iklim sosial yang dialami siswa.
Rice (1999) secara garis besar membedakan dua tipologi sumber stres sekolah, yaitu: personal and social dan academic stressor.
Personal and sosial yaitu stress siswa yang bersumber dari lingkungan sosial. Sedangkan academic stressor merupakan stres siswa yang berasal dari proses belajar mengajar atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar.
3.      Dampak Stres pada Anak
Stress  sekolah memiliki dampak terhadap kehidupan kepribadian anak, baik secara fisik, psikologis, maupun psikososial atau tingkah laku.
Tuntutan kuliah merupakan sumber stress yang memprovokasikan stimuli dan menganggap bahwa anak remaja mengalami tingkat stress yang berbeda. Anak yang mengalami tingkat stres yang tinggi dapat menimbulkan kemunduran prestasi dan berbagai problem psikososial lainnya.

Dampak Stres pada Anak terbagi dua:

1.      Dampak positif
Stres yang berdampak positif umumnya merupakan bagian yang normal dari proses belajardalam kehidupan anak setiap hari. Misalnya, ketika anak mengikuti perlombaan tertentu, ia akan belajar arti kompetisi dalam mencapai keberhasilan. Stress yang dialami dalam kompetisi seperti ini bisa diarahkan untuk memotivasi semangat belajar, berlatih dan bekerja keras mencapai kemenangan, serta melatih kesiapan mental anak menghadapi kegagalan dan menerima kekalahan.
 Contoh lain, stres yang dialami anak ketika belajar bersepeda bisa dikembangkan untuk memotivasi usaha dan keinginanya agar cepat bisa. Bersepeda juga mengajarkan anak tentang teknik kecepatan dan keseimbangan, serta belajar mengenai sakit karena jatuh lalu bangkit untuk kembali belajar dari kesalahan sewaktu jatuh tadi.
Bentuk stres seperti ini memberikan stimulasi positif untuk perkembangan kemampuan dan kecerdasannya sebagai bentuk belajar menghadapi tantangan, serta melatih keterampilan menyelesaikan masalah. Stres dalam tingkat ini tentu bukan bagian dari rasa tertekan yang mendalam yang bisa mengganggu perkembangannya[3].
2.      Dampak negative
Stress pada anak yang dibiarkan berlanjut dan berkepanjangan bisa menyebabkan dampak yang membahayakan. Dalam jangka pendek, dampak negatif stres ialah mengacaukan dan merusak emosi anak yang ditandai dengan gampang marah, sulit berkonsentrasi, dan mengalami kegelisahan yang berakibat sering mengompol.   Dampak jangka panjangnya ialah bisa membuat anak mengalami chronic sress dan depresi di masa kecil. Kedua hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan dan perkembangan mental anak.
Stres berkepanjangan membuat kualitas hidup anak begitu rentan karena stres sangat berisiko menurunkan kekebalan tubuh (immune system) yang bermanfaat dalam melawan penyakit dan infeksi. Stres juga bisa merusak sistem pencernaan, menghambat pertumbuhan dan perkembangan fisik, mengacaukan dan merusak stabilitas emosi, serta mengganggu perkembangan sel-sel otak anak.
Dampak negatif stres pada anak begitu serius. Jika kita sebagai orang tua tidak segera melakukan upaya pencegahan, penanggulangan dan mempersiapkan kemampuan anak untuk terlatih menghadapi stres, maka stres bisa mengubah dan merenggut keindahan masa kecil anak.
Hal ini bisa ikut mempengaruhi kemampuan dan keberhasilannya dalam bersosialisasi dengan teman-temannya dan lingkungannya, menurunkan daya prestasinya (di sekolah), serta kesulitan dalam mengembangkan bakat dan minatnya sebagai salah satu faktor penting dalam proses perkembangannya dan kepribadiannya.



B.     Phobia sekolah
Phobia sekolah adalah kecemasan yang dialami anak terhadap sekolah, yang biasanya menyebabkan anak tidak ingin masuk sekolah. Phobia sekolah tidak hanya terjadi pada saat hari-hari pertama masuk sekolah saja[4].
Namun, lebih sering ditemukan berupa keengganan anak untuk masuk sekolah dengan sejuta macam alasan, Anak tersebut hampir setiap hari mengeluh tidak ingin masuk sekolah karena alasan yang tidak jelas, seringnya mengeluhkan sakit ini-itu seperti pusing, sakit perut, sakit maag dll, padahal ketika dibawa ke dokter tidak ditemukan kelainan penyakit apa-apa. Semua alasan itu adalah bentuk tampilan fisik dari ketegangan psikis yang sedang dihadapi anak.
Menurut Miftakhul Jannah Spi, Msi Spikolog, Phobia Sekolah bisa disebut juga gangguan kejiwaan. Dari segi tingkatan, mulai dari tingkat ringan, sedang akut sampai kronis.
Semua tingkatan gangguan Psikologis ini bisa disebuhkan, asalkan ditangani dengan benar. Para ahli menunjukkan tingkatan school refusal mulai dari yang ringan yaitu :
1.       Initial scholl refusal behavior
Sikap menolak sekolah yang berlangsung dalam waktu singkat (seketika/tiba-tiba) dan akan hilang dengan sendirinya.
2.       Substansial scholl refusal behavior
Sikap penolakan yang berlangsung selama minimal 2 minggu
3.      Acute scholl refusal behavior
Sikap penolakan yang berlangsung selama 2 minggu sampai 1 tahun dan selama ini anak mengalami masalah setiap kali akan berangkat sekolah
4.       Chronic school refusal behavior .
Sikap penolakan yang berlangsung lebih dari setahun, bahkan selama anak tersebut ditempat itu.
Phobia sekolah disebabkan oleh rasa ketidaknyamanan pada sekolah, anak merasa sekolah menjadi aktifitas yang tidak menyenangkan (punya pengalaman buruk) misalnya dicemooh guru dan diolok-olok teman. Tetapi phobia sekolah bisa juga disebabkan karena ada masalah yang dialamai orangtuanya. Misalnya anak sering mendengar dan melihat orangtuanya bertengkat, sehingga timbul tekanan emosi yang mengakibatkan konsentrasi belajar anak terganggu.
Gejala awal phobia sekolah yang sering muncul adalah menolak untuk masuk sekolah, menangis, mulai beralasan sakit, Pada tingkatan terparah anak yang mengalami phobia sekolah benar-benar sakit bahkan langsung pingsan kalau diminta pergi ke sekolah[5].




















[1] Desmita, psikologi perkembangan perkembangan peserta didik,(bandung:  PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2009) Hal. 291
[2]  Ibid, hal. 296