Pada proses konseling, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh seberapa profesional seorang konselor dalam menjalankan profesinya, seberapa profesional ia mempraktekan teori-teori yang telah dipelajarinya. Akan tetapi, jauh dibalik itu akhlak seorang konselor juga menjadi penentu keberhasilan proses konseling itu. Sebagai orang muslim, Nabi Muhammad Saw adalah contoh teladan akhlak yang baik. Konselor bisa menerapkan akhlak Rasululullah dalam kehidupan sehari-harinya sehingga ketika melakukan proses konseling, ia disukai klien dan proses konseling yang ia lakukan berjalan baik. Karena konselor merupakan acuan dan pedoman bagi klien, maka sudah selayaknya konselor perlu memiliki akhlak islami. Dalam makalah ini, pemakalah akan menjabarkan beberapa hadist tentang akhlak konselor islami, yaitu: Akhlak Sebagai Standar Kebaikan , Mencintai dan Membenarkan Kebenaran, Jujur dan Amanah, Tabligh/Aspiratif, Ikhlas, Sabar dan Lemah Lembut, Rendah Hati dan Santun. 1. Akhl
A. Pengertian Hubungan Antar Budaya Secara singkat budaya diartikan adalah suatu pandangan hidup sekelompok orang yang berbentuk kolektif berupa kelompok peradaban, bangsa, ras, etnik dll. [1] Menurut Knelle kata budaya sendiri bermakna semua cara-cara hidup yang dilakukan orang dalam suatu masyarakat. Dalam budaya adalah keseluruhan cara hidup bersama dari sekelompok orang, yang meliputi bentuk mereka berpikir, berbuat dan merasakan yang diekspresikan, misalnya dalam kepercayaan, hukum, bahasa, seni, adat istiadat, juga dalam bentuk produk-produk benda seperti rumah, pakaian, dan alat-alat. [2] Jadi dapat dilihat bahwa budaya itu adalah suatu cara pandang yang dipakai oleh suatu kelompok dalam kehidupannya. Sedangkan hubungan antar budaya adalah suatu proses asimilasi dan alkulturasi kebudayaan sehingga saling mempengaruhi satu sama lain diantara dua kebudayaan tersebut. Menurut Herskovitz dalam Ngurah Adhi Putra mendefenisikan bahwa akulturasi adalah suatu fenomena
Sebagai makhluk sosial, manusia tak pernah luput berhubungan dengan manusia lain di sekitarnya. Bentuk hubungan antar manusia tersebut bermacam-macam, salah satunya adalah hubungan membantu. Setiap individu pernah memberikan bantuan atau menerima bantuan, meskipun dengan cara dan maksud tertentu pemberian/penerimaan bantuan tersebut dilakukan. Meski Brammer (1998) membedakan membantu berupa yang profesional dan yang bukan profesional, tapi dalam makalah ini, hanya akan di bahas hubungan membantu dalam bentuk profesional, yang dilakukan oleh setidak-tidaknya seorang tenaga profesional yang membantu pihak lain, dan pekerjaan tersebut dalam konteks profesi yang ditekuninya. Tenaga profesional yang dimaksud seperti perawat, psikolog, dokter, konselor, dan lain-lain. Meski pada dasarnya, profesional atau tidaknya hubungan membantu tersebut sangat tergantung pada konteks permasalahan yang diselesaikan dan cara penanganannya. Dari sekian banyak hubungan membantu yang ada dan
Komentar
Posting Komentar