JENIS-JENIS PERMAINAN DALAM KONSELING
Aktivitas
individu tidak terlepas dari dunia bermain dan permainan. Sebab permainan itu menyenangkan, baik yang dilakuan sendiri maupun kelompok untuk membangkitkan semangat dan
menjadikan suasana kondusif dalam berkegiatan. Ada banyak macam permainan,
mulai dari permainan tradisional seperti main kelereng, lompat tali, dan petak
umpet. Hingga permainan modern berupa game-game online.
Permainan-permainan
tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Adakalanya permainan tersebut berguna
untuk melatih konsentrasi, perkenalan dan keakraban, pengembangan diri,
komunikasi, kepercayaan diri, kepemimpinan, kerjasama, dan kreatifitas.
Dalam konseling juga mengenal permainan. Permainan tersebut berguna agar proses
konseling lebih menyenangkan.
Pada
makalah ini, pemakalah akan membahas beberapa permainan yang bisa digunakan
dalam proses konseling, diantaranya Ini Namaku, Lanjutkan Ceritaku, Apa yang
Jatuh, kalung kertas, dan the longest tie.
1.
Ini Namaku
Tujuan: menjalin keakraban antar peserta dan bisa saling mengenal
satu sama lainnya
Bidang Bimbingan: Pribadi, Sosial
Waktu: 15 Menit
Bahan/Alat: Bola
a.
Langkah Permainan
1.
Peserta diminta melingkari fasilitator
2.
fasilitator memberikan bola kepada salah satu peserta dan
memintanya memperkenalkan diri dengan cara melemparkan bola ke atas sebanyak
tiga kali sambil menyebutkan namanya.
Misalnya “Ini namaku Ani” (lempar)... “Ani” (lempar).
3.
Kemudian peserta tersebut (Ani) diminta mengoperkan bola kepada
peserta lain secara acak, sambil mengatakan “giliranmu...”
4.
Peserta yang mendapatkan bola menjawab “terimakasih Ani...,”
setelah itu ia memperkenalkan dirinya dengan cara yang sama seperti yang
dilakukan peserta sebelumnya dengan kalimat “saya Rudi, Saya mendapat bola dari
Ani. Giliranmu...”
5.
Peserta yang mendapat lemparan bola dari Rudi menjawab dengan
“Terimakasih Rudi...”, setelah itu ia memperkenalkan dirinya dengan cara yang
sama seperti yang dilakukan peserta sebelumnya dengan kalimat “Saya Dani”.
“Saya mendapat bola dari Rudi, Rudi mendapatkan dari Ani. Giliranmu...”,
6.
Langkah poin 5 dilakukan sampai semua peserta mendapatkan bola dan
memperkenalkan diri serta mengenal peserta-peserta sebelumnya.
7.
Peserta terakhir harus mengembalikan bola kepada peserta pertama
dengan terlebih dahulu mengatakan “Terimakasih... (sebut nama pemberi bola).
Nama saya Desi. Saya mendapat bola dari... menerima dari... yang seblumnya
mendapatkan dari... dst (menyebutkan semua nama anggota kelompok). Sekarang
bola ini saya kembalikan kepada Ani (peserta pertama). Bola ini kukembalikan
padamu Ani.
b.
Evaluasi dan Refleksi:
1.
Apakah peserta hafal pada urutan bola yang diterimanya?
2.
Apakah peserta mampu mengingat nama teman-temanya?
3.
Apakah dinamika kelompok ini berjalan lancar?
4.
Apakah makna dari permainan ini?
c.
Variasi:
1.
Bola dilempar oleh masing-masing peserta, jumlah lemparan sesuai
dengan jumlah abjad nama si pelempar.
2.
Peserta tidak hanya menyebutkan nama, bisa dikembangkan untuk lebih
mengenal lainnya, misalnya: hobi..., asal..., dll
3.
Dalam pelaksanaannya, fasilitator dapat memberikan rangsangan
dengan mengubah posisi tempat duduk peserta (ini perlu untuk kelompok yang baru
terbentuk dan antar anggota belum saling kenal).
4.
Untuk kelompok yang antar anggotanya sudah saling mengenal nama,
kegiatan ini bisa dilakukan dengan menyebut sifat, hobi atau hal lain untuk
menggantikan nama.
d.
Poin belajar (learning point) yang diperoleh:
Melalui
berbagai pertanyaan dan diskusi, konselor/guru bimbingan dan konseling/fasilitator
memfasilitasi peserta untuk menemukan poin-poin belajar sebagai berikut:
1.
Mengenal dan memahami oranglain membutuhkan kesungguhan karena jika
tidak akan menimbulkan kesalahan.
2.
Saling terbuka merupakan salah satu kunci yang memudahkan usaha
untuk saling mengenal
3.
Bisa terbuka sehingga diri bisa dikenal oranglain dan mampu
mengenal oraglain akan membuat diri merasa nyaman ditengah-tengah kehadiran
oranglain.
2.
Lanjutkan Ceritaku
Tujuan: melatih kemampuan bercerita dan berimajinasi
Bidang bimbingan: pribadi, sosial
Waktu: 30 menit
Alat/bahan: -
a.
Langkah Permainan
1.
Duduklah yang rapat dan berderet panjang atau dalam bentuk
lingkaran.
2.
Fasilitator memulai sebuah cerita dengan tema bebas
3.
Ditengah-tengah cerita, fasilitator menghentikan ceritanya, dan
menunjuk salah satu dari peserta secara acak untuk melanjutkan ceritanya.
4.
Kemudian peserta secara acak melanjutkan cerita dari peserta lain.
5.
Permainan terus berlanjut sampai semua peserta mendapatkan giliran
bercerita.
6.
Peserta diminta berekpresi dan berintonasi dalam bercerita.
b.
Evaluasi dan Refleksi
1.
Siapakah peserta yang sambungan ceritanya lebih menarik dibanding
peserta yang lain?
2.
Siapakah peserta yang imajinatif dalam bercerita, intonasi suara
atau ekspresi muka?
3.
Apakah makna dari permainan ini?
c.
Poin Belajar (Learning Point) yang diperoleh
Melalui
berbalah sebagai pertanyaan dan diskusi, Konselor/Guru Bimbingan dan
Konseling/fasilitator memfasilitasi peserta untuk menemukan point-point
belajar, sebagai berikut:
1.
Bercerita adalah salah satu metode komunikasi yang baik.
2.
Dalam permainan ini, peserta tidak hanya dituntut untuk mendengarkan
cerita dari peserta lain, tetapi juga meresponnya secara langsung dengan
melanjutkan ceritanya.
3.
Mengasah daya imajinasi
3.
Apa yang Jatuh
Tujuan: melatih konsentrasi dan indera pendengaran peserta agar
bisa mengetahui sebuah benda hanya dari suaranya ketika dijatuhkan.
Bidang bimbingan: pribadi, belajar
Waktu: 10 menit
Bahan/alat: kertas, alat tulis dan kain penutup mata
Jumlah peserta: 7-20 orang
Jenis permainan: game konsentrasi
a.
Langkah Permainan
1.
Minta peserta duduk melingkar di lantai dan saling membelakangi.
Dalam permainan ini peserta dilarang mengeuarkan suara.
2.
Setelah peserta memakai penutup mata, fasilitator menjatuhkan lima
benda berbeda ke lantai. Lebih baik menggunakan lima benda berbahan dasar
berbeda, misalna pulpen, penggaris besi, kayu, uang logam, buku, dsb. Setiap
benda dijatuhkan satu kali.
3.
Peserta diminta menebak apa benda tersebut dan menuliskannya
dikertas jawaban setelah fasilitator menjatuhkan masing-masing benda untuk yang
ketiga kalinya.
4.
Setelah permainan usai, fasilitator mengumpulkan jawaban peserta.
b.
Evaluasi dan Refleksi
1.
Adakah peserta yang benar semua dalam menjawab?
2.
Adakah peserta yang salah semua dalam menjawab?
3.
Apakah manfaat dari permainan ini?
c.
Poin Belajar (Learning Point) yang diperoleh
Melalui berbagai pertanyaan dan diskusi, Konselor/Guru Bimbingan
Konseling/Fasilitator memfasilitasi peserta untuk menemukan poin-poin belajar
yaitu pengenalan benda melalaui indera pendengaran butuh pengujian. Apakah
selama ini kita peka terhadap benda-benda itu?
4.
Kalung Kertas
Tujuan: paradigma yang telah terbentuk akan mengatakan bahwa itu
sulit atau mustahil, tapi dengan daya kreatifitas dan kemauan kuat hal yang
dianggap mustahil pasti bisa dilakukan.
Bidang bimbingan: pribadi,belajar
Waktu: 15 menit
Alat/bahan: kertas ukuran folio dan gunting untuk masing-masing
peserta
Jumlah peserta: bebas
a.
Langkah Permainan
Bagikan kertas dan gunting kepada peserta dan mintalah mereka
membuat kalung dari kertas tersebut.
b.
Evaluasi dan Refleksi
1.
Adakah peserta yang beberapa kali gagal membuat kalung?
2.
Adakah yang tidak semangat dalam permainan ini?
3.
Apakah makna dari permainan ini?
c.
Poin Belajar (Learning Point) yang diperoleh
Melalui berbagai pertanyaan dan diskusi, Konselor/ Guru bimbingan
dan konseling/ Fasilitator memfasilitasi para peserta untuk menemukan poin-poin
belajar bahwa paradigma yang telah terbentuk akan mengatakan bahwa itu sulit
atau mustahil, tapi dengan daya kreatifitas dan kemauan kuat hal yang dianggap
mustahil pasti bisa dilakukan.
5.
The Longest Tie
Tujuan: melatih kerjasama, sikap rela berkorban demi kelompok dan
sikap empati
Bidang bimbingan: pribadi, sosial
Waktu: 15 menit
Bahan/alat: barang-barang kelompok
Jenis permainan: games kerjasama
dan kompetisi
a.
Langkah permainan
1.
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok
2.
Peserta membuat rangkaian dari barang-barang milik sendiri dengan
anggota kelompoknya
b.
Evaluasi dan refleksi
1.
Siapakah yang bersemangat untuk mengorbankan barang miliknya untuk
keperluan kelompoknya?
2.
Kelompok mana yang rangkaiannya paling panjang?
3.
Apakah makna dari permainan ini?
c.
Poin belajar (learning point) yang diperoleh
Melalui berbagai pertanyaan dan diskusi, Konselor/Guru Bimbingan
dan Konseling/ Fasilitator memfalitasi peserta untuk menemukan poin-poin
belajar yaiu melatih kerjasama, sikap rela berkorban demi kelompok dan melatih
sikap empati pada kelompok. (Sumber: buku 55 permainan dalam bimbingan dan Konseling oleh Eva Imania Eliasa).
Komentar
Posting Komentar