MEMAHAMI ISI DONGENG MELALUI DRAMA SINGKAT

Oleh Fitria Osnela

Standar Kompetensi :
Memahami bunyi bahasa, perintah dan dongeng yang dilisankan.

Kompetensi Dasar    :
Menyebutkan tokoh-tokoh  dalam cerita.


Indikator                  :

Menjawab pertanyaan tentang isi dongeng dan memeragakan tokoh dongeng.

Pada pelajaran Bahasa Indonesia kali ini, saya mengajak anak-anak untuk memeragakan tokoh dalam dongeng melalui sebuah drama singkat. Dongeng yang dimaksud berjudul tolong menolong, yang diambil dari buku Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas 1 SD karangan Hanif Nurcholis dan Mafrukhi terbitan Erlangga halaman 33.  Dongeng tersebut bercerita tentang tikus yang lari ketakutan ke hutan karena dikejar kucing. Di hutan, ternyata muncul macan yang membuat kucing lari ketakutan dan tikus merasa tertolong atas kehadiran macan. Pada suatu hari, macan terkena jaring pemburu, ia berteriak minta tolong. Tikus mendengar teriakan macan dan membebaskan macan dari jaring dengan cara menggigit jaring tersebut.
Sebelum diperagakan, saya menceritakan dongeng tersebut secara lisan kepada anak-anak. Mereka mendengarkan dengan antusias. Setelah mereka tahu jalan cerita dan tokoh-tokoh dalam cerita tersebut, saya lalu membagi mereka ke dalam kelompok kecil yang berisi tiga orang. Ketika saya sebutkan bahwa mereka akan memeragakan dongeng tersebut, mereka terlihat sangat senang.  Saya lalu menyuruh mereka untuk memilih tokoh yang akan diperankan. Walaupun ada beberapa kelompok yang dua dari tiga anggotanya ingin memerankan tokoh yang sama, akhirnya dengan nasehat dan pengertian mau mengalah dan membiarkan temannya untuk memerankan tokoh yang ingin diperankannya. Yah, namannya juga anak kelas 1 SD.
Saat penampilan drama, anak-anak itu sangat senang. Mereka bersorak menyemangati ketika temannya yang jadi tikus berlari dikejar teman lain yang jadi macan. Anak-anak tersebut, tentu belum mampu menghafal dialog dan memerankannnya dengan baik. Oleh karena itu, saya memandu mereka dengan membacakan dialog yang kemudian mereka ikuti. Pembelajaran seperti ini dapat merangsang keberanian anak-anak untuk tampil di depan kelas, mengajarkan anak untuk mau bekerjasama dan saling menghargai teman.
Ketika semua anak sudah tampil, saya bertanya mengenai isi dari dongeng tersebut, anak-anak menceritakan kembali dengan mudah. Diakhir pembelajaran saya menyimpulkan tentang pentingnya tolong menolong dalam kehidupan, sesuai dengan isi dongeng.
Dan inilah drama yang saya maksudkan.
Tokoh: Tikus, Kucing, dan Macan.
Tikus: “Aduh.. aku lapar sekali. Aku ingin cari makan dulu ah.”
Tikus tiba-tiba muncul.
Kucing:” Eh, ada tikus. Selamat pagi tikus!”
Tikus : “Haa. Ada kucing.. lariiii..”.
Tikus takut dimakan kucing dan ia berlari sampai ke hutan.
Tiba-tiba muncul macan.
Macan: “Hai kucing... Kamu lagi ngejar tikus yaa?”
Kucing:” Haaa...Ada Macaann... takuut..”.
Tikus: “Terimakasih macan, karena kamu kucing jadi takut.”
Macan: “sama-sama tikus.”
Pada suatu hari macan terperangkap jaring pemburu.
Macan: “tolong.... tolong..... aku terperangkap.”
Tikus: “aku akan menolongmu macan.”
Tikus menggigit jaring tersebut dan macanpun terbebas.
Macan:” terimakasih, tikus.”
Tikus:” sama-sama macan.”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADIS-HADIS TENTANG AKHLAK KONSELOR ISLAMI

HUBUNGAN ANTAR BUDAYA (Penulis Makalah: Fitria Osnela, Frischa Erdila, dan M. Hasby Jamil)

KONSEP DASAR TENTANG HUBUNGAN MEMBANTU (HELPING RELATIONSHIP)