Kebahagiaan Seorang Guru (PLKP-S Bagian 3 )
Perasaan ini sama dengan saat Lastri
mendapat juara kedua pada lomba puisinya tempo hari. Ya, pada lomba membuat
puisi lalu, Lastri mendapat juara kedua. Aku merasakan kebahagiaan yang luar
biasa.kebahagiaan yang bahkan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Walaupun
ia memang pada dasarnya sudah memiliki bakat, tapi tetap saja aku bahagia
karena ia sempat belajar padaku. Seperti inikah perasaan seorang Guru? Seperti
inikah dulu yang diarasakan Guru Bahasa Indonesiaku ketika dulu aku mendapatkan
juara ketiga lomba baca puisi tingkat Kota Sawahlunto?
Perasaan itu kembali hari ini. Bukan
karena seorang anak lain menang perlombaan, bukan. Perasaan ini muncul ketika
aku melihat siswa-siswa yang kubimbing tampil pada saat helat perpisahan kelas
tiga SMAN 2 Rambatan. Mereka memang tampil tak sempurna. Tapi ada perjuangan
dibalik penampilan mereka. Aku adalah orang paling bahagia saat mereka tampil.
Apapun itu, baik atau buruk yang mereka tampilkan sejatinya berada di tanganku.
Aku melihat bahwa penampilan mereka hari ini adalah cermin dari usahaku. Sama
seperti ketika seorang guru bilang pada muridnya “munafik”, maka sesungguhnya
aku merasa dialah yang munafik. Entah ini ada hubungannya atau tidak, tapi aku
percaya bahwa akan menjadi apa seorang anak didik kelak, tergantung didikan
dari orang yang mendidiknya.
Bicara tentang penampilan mereka
hari ini, memang ada beberapa kendala dalam persiapan penampilan mereka, mulai
dari kekurangan pemeran laki-laki sehingga beberapa siswi mengambil peran
laki-laki, lalu pemeran laki-laki yang pada awalnya mau tampil dan sudah
rekaman suara ternyata berubah pikiran dan tak mau tampil, kemudian pada saat
latihan ketiga, terjadi kecelakaan yang mengakibatkan pemeran laki-laki utama
terluka dibagian jari kaki dan dua pemeran lainnya terjatuh, tapi Alhamdulillah
tidak terluka saat hendak memperbanyak kembali naskah editan ulang.
Alhamdulillah semuanya kembali bisa latihan meski aktor utama terluka. Terakhir, hari ini file rekaman suara yang
telah diedit rusak, padahal mereka akan tampil setelah zuhur. Aku menyadari
file tersebut rusak pada pukul sebelas saat kami hendak latihan terakhir
sebelum tampil.
Mereka akan menampilkan sebuah drama
yang diangkat dari Kaba klasik Minangkabau Siti Jamilah dan Tuanku Lareh
Simawang. Pada penampilan drama tersebut memang dibuat dulu rekaman suaranya
lalu pemeran mempraktekkan gerak tubuh sembari mulut bergerak sesuai suara yang
diperdengarkan, seperti Lipsing. Aku sempat melampiaskan emosi pada mereka yang
telah memegang NB-ku sebelumnya, mengingat sempatkah lagi membuatnya hanya
dalam rentang waktu yang demikian singkat sebelum tampil? Sebab sebelumnya aku
telah menggunakan waktu empat hari. Mereka tidak mungkin bisa tampil tanpa
rekaman suara ini, karena mereka saat latihan hanya praktek ekspresi dan gerak
dengan menyesuaikan gerak mulut. Tapi merekapun tidak mungkin harus gagal
tampil hanya karena hal ini. Kemudian aku mencoba kembali mengulang edit,
untung saja semua file baik rekaman suara, lagu yang dibutuhkan, dan instrumen
pendukung lainnya masih ada sehingga pukul setengah 2 semuanya selesai. Walaupun
saat tampil dan setelah rekaman suara diperdengarkan ternyata banyak terdapat
suara-suara yang tidak pas, tapi semangat mereka untuk tetap berani tampil itu
sudah cukup bagiku. Aku merasa deg-degan
saat mereka tampil. Tapi kemudian semua itu berubah bahagia saat penonton cukup
antusias dan tingkah mereka pada beberpa part
adegan membuat penonton tergelak. Ini adalah kebahagiaan
lain selain mengajar itu sendiri.
Aku
lebih suka menjadi orang dibalik layar. Dan guru adalah aktor di balik layar
yang mampu mencetak orang-orang hebat di dunia. Lalu, seperti apakah rasanya
kebahagiaan seorang guru saat siswa-siswinya berhasil menggapai cita-cita
mereka seperti menjadi walikota,
presiden, dokter, guru, pengusaha, dan lain-lain?
(Tulisan
ini untuk mereka yang berperan dalam ‘Tuanku
Lareh Simawang dan Siti Jamilah’ dari lokal X4: Nanda, Ayu, Rima, Mega, Yulia,
Ichi, Nelus, Ana, Depi, Tika, Ilham, Haghi) / Limokaum, 19 April 2014.
Komentar
Posting Komentar