Simulasi Layanan Konsultasi
Pemeran:
Fitria Osnela sebagai Konsultan
Fitriyani sebagai Konsulti
Laila Husna sebagai Pihak
Ketiga
Simulasi Pelaksanaan:
Laila adalah seorang mahasiswi yang
pintar. Selain kuliah ia juga aktif di organisasi kampus, baik intra maupun ekstra.
Karena semangat dan keuletannya ia dipercaya menjadi personalia
pengurus/koordinator sebuah lembaga kemahasiswaan intra kampus. Tapi
akhir-akhir ini ia sering melalaikan tugas yang dipercayakan padanya. Dan lagi,
ia sering tidak hadir pada setiap rapat pengurus. Pada suatu hari ketua lembaga
melayangkan sebuah surat panggilan
kepada Laila. Maka laila pun menemui ketua lembaga tersebut.
Laila : Assalammu’alaikum…
Fitri : Wa’alaikumsalam…Eh,
Laila…
Laila : Iya yunda…
lagi sibuk apa, yunda?
Fitri :Hmm… Ini lagi perbaikan proposal
untuk acara minggu depan. Silahkan duduk, dek.
Laila :Makasih,
yunda. Sudah banyak perubahan, yah, yunda tampaknya sekre kita. (sambil melemparkan pendangan
ke seluruh ruangan).
Fitri :Tidak juga…itu perasaan dek
laila saja, mungkin karena sudah lama tidak ke sekre.
Lalila : Hehehe…
Mungkin juga kali, yunda…
Fitri :Hmm…
Begini, dek. Ada beberapa hal yang ingin yunda tanyakan sama kamu, berkaitan
dengan posisi kamu sebagai koordinator devisi. Yunda cuma ingin tahu kenapa dek
akhir-akhir ini jarang sekali mampir ke sekre. Dan karena itu, beberapa tugas
yang harusnya dek kerjakan jadi terbengkalai. Bisa di jelaskan kepada yunda?
Laila :Maaf
yunda… saya tahu yunda pasti kecewa dengan saya. Yunda sudah beri saya
kepercayaan tapi saya malah melalaikannya. Maafkan saya yunda. Saya bersedia
jika harus di reshuffle.
Fitri :Yunda
tidak marah. Tapi sedikit kecewa mungkin ya. Tapi kalau soal reshuffle,
tidak bisa yunda lakukan tanpa alasan yang jelas. Yunda hanya ingin tahu kenapa
kamu sering lalai akhir-akhir ini. Apa kamu ada masalah?
Laila :Kalau
masalah tidak ada yunda. Hanya saja kalau sekarang saya memang tidak bisa
intens ke sekre karena selain kuliah, saya juga mengambil job sampingan sebagai
operator di “abracadabra net”, yunda. jadi saya kesulitan membagi waktu antara
kuliah, organisasi, dan kerja.
Fitri : Hmmm…yunda mengerti. Itu memang persoalan
yang tidak ada habis-habisnya. Banyak mahasiswa terjebak karena hal itu, yang
bahkan kadang sampai mengorbankan kuliah
mereka. Dan yunda tidak ingin Laila seperti itu.
Laila :Ya
begitulah yunda. saya tidak bisa memikirkan bagaimana memecahkan masalah ini. Benar
bahwa kuliah itu yang terpenting, tapi saya juga ingin berorganisasi untuk
menyalurkan potensi yang ada pada diri saya sebagai proses aktualisasi diri.
Sementara disisi lain saya juga butuh pekerjaan untuk menunjang kelangsungan
hidup saya dirantau ini, yunda. karena kiriman dari ayah saya akhir-akhir ini
sering terlambat. Kata ayah saya, dikampung saat ini lagi musim paceklik, itulah
kenapa saya mati-matian mengambil job sampingan.
Fitri :Hmm…
Benar-benar anak yang baik kamu yah dek. Apakah kamu bekerja setiap hari, dek?
Laila :Tidak
yunda, saya hanya bekerja tiga kali seminggu. Tapi saya sering menggantikan
teman saya, karena bekerja disana dihitung perjam.
Fitri :Ooh,
begitu. Baiklah yunda akan usahakan mencarikan solusi untuk masalah yang kamu
hadapi ini. Dan yunda berharap besok siang kamu datang menemui yunda di sekre
ya.
Laila :Ya
yunda… terimakasih banyak yunda. saya berharap sekali akan bantun yunda.
Fitri : Iya sama-sama
dek.
Laila : Boleh saya
pergi sekarang, yunda?
Fitri : Ohh, ya
tentu saja boleh.
Laila : Assalammu’alaikum.
Fitri : Wa’alaikumsalam.
Karena Fitri bukan berasal dari background BK maka ia menemui
dosen yang berprofesi sebagai konselor di UPTLBK.
Konsulti :
Assalammu’alaikum, buk… maaf. Boleh saya masuk, bu?
Konselor :Ohh
ya…. Wa’alaikumsalam. Silahkan masuk. Ada yang bisa ibu bantu, nak?
konsulti :Ya, terimakasiih
buk. Oya perkenalkan, buk. Nama saya Fitri. Saya mahasiswi Prodi PAI semester
5. Alhamdulillah sekarang, saya diberi tanggung jawab sebagai ketua lembaga.
Konselor : Hmm…ya, lalu?
konsulti :Sebagai
ketua saya merasa berkewajiban menolong anggota saya, buk. Namanya Laila. Ia ada sedikit masalah dengan tertib organisasi, bu.
Konselor : Hmmm… Jadi bukan
kamu sendiri yang ingin konseling?
konsulti : Bukan, bu.
Konselor :Baiklah…berhubung
nanda bukan berasal dari Prodi BK, mungkin ibu akan menjelaskan beberapa hal
kepada nanda. Di dalam konseling, seseorang yang meminta bantuan konselor untuk
menyelesaikan masalah orang lain disebut dengan layanan konsultasi. Dalam
layanan konsultasi ini orang yang memiliki masalah disebut pihak ketiga, orang
yang membantu menyelesaikan masalah disebut konsulti, sedangkan konselor yang
dimintai bantuan bagaimana cara/ teknik menyelesaikan masalah disebut sebagai
konsultan. Jadi sekarang nanda sedang berhadapan dengan konsultan, bukan dengan
konselor. Nanda mengerti?
konsulti : Iya, bu. Saya mengerti.
Konsultan :Ada
beberapa hal yang harus nanda pahami mengenai layanan konsultasi ini. Pertama,
layanan konsultasi ini bertujuan agar konsulti, yakninya nanda, dengan
kemampuan nanda sendiri dapat menangani kondisi dan atau permasalahan yang dialami
pihak ketiga. Kemampuan yang ibu maksudkan disini adalah berupa wawasan, pemahaman dan cara-cara
bertindak yang berkaitan langsung dengan suasana dan atau permasalahan pihak
terkait itu (fungsi pemahaman). Dengan kemampuan sendiri itu, konsulti akan
melakukan sesuatu (sebagai bentuk langsung dari hasil konsultasi) terhadap
pihak ketiga. Dalam kaitan ini, proses konsultasi yang dilakukan konselor disisi yang pertama, dan proses pemberian
bantuan atau tindakan konsulti terhadap pihak ketiga pada sisi yang kedua,
bermaksud mengentaskan masalah yang
dialami pihak ketiga. Kedua, mengenai
azas. Dalam layanan konsultasi ada beberapa azas yang perlu nanda ketahui,
yaitu: pertama, mengenai etika dasar konseling, yaitu kerahasiaan,
kesukarelaan, dan keputusan diambil oleh klien sendiri. Kedua, kemandirian, apa
yang dilakukan oleh konsultan dalam layanan konsultasi terhadap keputusan yang
diambil konsulti, salah satunya adalah
bagaimana agar pihak ketiga mampu mengambil keputusan secara positif dan
tepat. Apakah nanda sudah paham?
konsulti :
Ya, saya paham, bu.
Konsultan :Nah,
jadi sekarang bisa nanda ceritakan apa masalah yang sedang di alami pihak
ketiga/ teman nanda?
konsulti :Baiklah,
bu. Terimakasih atas penjelasan yang ibu berikan tadi. Begini, bu. Teman saya
adalah seorang mahasiswi semester tiga. Di lembaga yang saya pimpin ia menjabat
sebagai personalia pengurus. Ia sering
melalaikan tugas, dan sering tidak hadir pada rapat pengurus. Jika ini
dibiarkan terlalu lama, saya khawatir kinerja lembaga tidak maksimal, bu.
Konsultan : Sudah nanda tanyakan apa alasannya
tidak bisa hadir?
Konsulti :Katanya ia mengambil job sampingan
sebagai operator warnet. jadi kesulitan
membagi waktu antara kuliah, organisasi, dan bekerja.
Konsultan :
Hmm… jadi masalahnya mengenai manejemen waktu, ya.
Konsulti :
Begitulah, bu.
Konsultan :Baiklah, nanda. Memang seorang mahasiswa akan
memperoleh nilai tambah, jika ia tidak hanya sibuk dengan nilai akademis tetapi
juga aktif berorganisasi. Mengapa dikatakan nilai tambah? Karena dengan berorganisasi,
ia bakal terbiasa bekerjasama dengan orang lain (work as a team),
memiliki jiwa kepemimpinan (work as a leader), terbiasa bekerja dengan
manajemen (work with management). Di masa depan, skill tersebut sangat
dibutuhkan ketika memasuki dunia yang sebenarnya. Tetapi kadang seorang
mahasiswa aktivis organisasi menemui kendala dalam membagi waktu antara kuliah
dan organisasi.
Konsulti : Ya, bu.
Konsultan : Oya, sebelumnya apakah pihak ketiga
bekerja setiap hari?
Konsulti :Tidak, bu. Ia bekerja hanya 3 kali
seminggu. Tapi ia sering menggantikan temannya karena bekerja disana dibayar
perjam.
Konsultan :Hmmm…baiklah kalau begitu, ibu sangat
sarankan kepada pihak ketiga agar dalam bekerja memang mengambil waktu yang disediakan
untuknya. Jadi, sebaiknya job temannya yang tidak bisa bekerja karena sesuatu
hal diserahkan kepada teman yang lain. Ha itu agar pihak ketiga dapat membagi
waktunya dengan baik.
Konsulti : Ya, bu. Nanti akan saya sarankan
seperti yang ibu katakan.
Konsultan :Ok. Dalam manajemen waktu ada beberapa
tips yang bisa diterapkan.
Konsulti : Apa sajakah itu, bu?
Konsultan :Pertama, tentukan
atau renungi kembali visi hidup. Visi adalah pandangan ke depan yang
menggambarkan jadi apa nanda kelak. Misi adalah hal-hal yang dilakukan untuk
mencapai visi. Visi adalah jawaban atas pertanyaan, “Apa yang paling penting
bagimu?”, “Apa yang memberi makna dalam hidup?”, “nanda ingin jadi apa dan apa
yang ingin nanda lakukan dalam hidup?” Jadi, bila visi nanda adalah “Mahasiswa
Plus”, memang seharusnya nanda merencanakan dan mengatur segalanya. Kedua,
Aturlah hal-hal berikut: a) Waktu. Biasakan
memenej perencanaan waktu. Buatlah jadwal kuliah dan kegiatan organisasi dalam
satu timeline yang detail – baik hari, jam, dan tempatnya. Nanda bisa
menulisnya di ponsel atau di buku agenda. b.) Prioritas,
diantaranya: Kuadran I:Dahulukan yang penting dan mendesak,
yaitu: krisis-krisis, pekerjaan –pekerjaan yang memiliki deadline, sakit atau
kecelakaan- dan harus segera ke dokter, dsb. Kuadran II:Penting
tapi tidak mendesak. Ini adalah kuadran kualitas. Perencanaan jangka panjang,
mengantisipasi dan menanggulangi masalah-masalah, memberi wewenang pada orang
lain, memperluas cakrawala berpikir (membaca buku, surfing internet), membangun
hubungan sosial (menengok orang sakit, menghadiri undangan perkawinan, dll).•
Kuadran III: Bayang-bayang dari Kuadran I. Kuadran ini seesungguhnya,
tidak penting tetapi kadang penting lagi mendesak. Kuadran III adalah kuadran
tipuan. Jangan salah nilai! Kita kerap mengira aktivitas tertentu adalah
aktivitas Kuadran I yang mana kadang terlihat mendesak, padahal tidak (telepon
yang berdering, bunyi sms, kunjungan tamu dadakan). Kalaupun penting,
mungkin bagi orang lain – but might be not for you.• Kuadran
IV: Kuadran pemborosan. Ini terjadi karena kita sering terjebak pada
Kuadran I dan III sehingga kita sering melarikan diri ke Kuadran IV untuk
bertahan; nonton TV/VCD/main game hingga kecanduan, membaca novel picisan
hingga “muak”, ngerumpi tanpa batas.Cobalah senantiasa mencermati prioritasmu
dan usahakan selalu berada di Kuadran II dan sekali di Kuadran I –jika memang
sangat mendesak. Jangan
tertipu dan terjebak di Kuadran III dan IV.c. Komunikasi. Biasakan
bersikap dan berkomunikasi asertif. Contoh: besok, kamu menghadapi ujian
semester. Akan tetapi, kamu juga memiliki agenda rapat yang –
nampaknya-mendesak. Dalam situasi ini, kamu harus berani mengatakan tidak –tapi
tetap dalam koridor kesantunan. Ujian semester adalah Kuadran I, sedangkan
rapat organisasi, boleh jadi, penting bagi orang lain, tapi mungkin tidak
bagimu. Rapat bisa diganti waktu lain, namun ujian semester tidak bisa.d.
Jangan menunda pekerjaan. Menunda pekerjaan adalah kebiasaan buruk dan
tidak bertanggungjawab yang menyebabkan kita kerap terjebak pada Kuadran I
secara membabibuta. Kita bisa tiba-tiba merasa semua pekerjaan pada
deadline-nya. Padahal jika kita terbiasa mencicil pekerjaan-pekerjaan yang
diamanahkan atau dibebankan pada kita, tidak akan berakhir sedemikian naasnya.
Biasakanlah setiap hari: membaca kembali kuliah yang diberikan dosen, meringkas
buku diktat kuliah, merencanakan kegiatan setiap hari. Meski terasa berat di
awal, namun kamu bakal memetik hasil yang menyenangkan di bagian akhir dalam
hidupmu, Insya Allah.
Konsulti :Terimakasih
atas penjelasan ibu yang demikian panjang. Saya akan menyampaikan hal ini
kepada pihak ketiga.
Konsultan :Ya nanda.
Ibu ingin bertanya sekali lagi, apakah nanda benar-benar yakin untuk
menyelesaikan permasalahan pihak ketiga:
Konsulti : Ya,
saya yakin bu. Karena membantu orang lain adalah kewajiban kita sebagai sesama
manusia.
Konsultan : Ya… ibu berharap kamu mampu
menjalankannya.
Konsulti : Iya, terimakasih, bu. Saya permisi
dulu, ya bu. Dalam waktu dekat mungkin saya akan kembali kesini untuk membicarakan
perkembangan pihak ketiga.
Konsultan : Ya nanda, sama-sama. Ibu tunggu
perkembangan selanjutnya. Semoga berhasil ya.
Konsulti : Ia bu,, assalammu’alaikum
Konsultan : Wa’alaikumsalam.
Keesokan
harinya seperti yang telah diceritakan pada bagian terdahulu, pihak ketiga yang
bernaama Laila menemui kembali Fitri atau konsulti. Dengan berbekal pengetahuan
dari konselor Fitri tampak penuh percaya diri.
Pihak ketiga : Assalammu’alaikum..
Konsulti : Wa’alaikumsalam…gimana kabarnya, dek?
Pihak
ketiga :(Langsung masuk ke dalam
ruangan dan duduk di depan konsulti). Alhamdulillah sehat, yunda.
Konsult :Syukurlah…hmm begini, dek. Kemaren
yunda sudah berbincang-bincang dengan seorang konsultan. Ada beberapa hal yang yunda
dapatkan mengenai permasalahan yang dek hadapi.
Pihak ketiga : Apa itu yunda?
Konsulti :Pertama, dek harus mengambil job yang
benar-benar begian dek. Yunda sarankan, jika ada teman yang tidak bisa sebaiknya
dek berikan kepada teman lain. Hal itu agar dek bisa membagi waktu dengan baik.
Pihak
ketiga : Baiklah, yunda.
Konsulti : Kedua, renungi kembali visi
hidup. apa yang paling penting bagi dek untuk masa depan.
Pihak
ketiga : Maksudnya yunda?
Konsulti : Hmmm.... maksudnya begini, jika
menurut mu kuliah, organisasi dan pekerjaan adalah hal yang penting, ya
lakukan. Tapi ada hal yang harus diprioritaskan. Jangan sampai yang
penting yang jadi ketinggalan.
Pihak ketiga : Ooh…begitu,
baiklah yunda.
Konsulti :Hmm…
ketiga, aturlah waktu. Biasakan memenej perencanaan waktu.
Buatlah jadwal kuliah dan kegiatan organisasi dalam satu timeline yang detail –
baik hari, jam, dan tempatnya. Dek bisa menulisnya di ponsel atau di buku
agenda.
Pihak
ketiga : Ya, akan saya usahakan untuk
membuat jadwal seperti itu, yunda.
Konsulti :Nah, mungkin itu saja. yunda harap
kamu bisa menerapkannya. Yunda tunggu bagaimana perkembangannya.
Pihak
ketiga :Baiklah, yunda. Terimakasih
atas saran atau nasehat yang yunda berikan.
Konsulti : Sama-sama dek.
Komentar
Posting Komentar