Aku Kapas; Terbang Bersama Angin
Inilah aku dalam pekik kanak-kanak petang itu; Meringkuk pasrah seperti kapas tersiram air, tak sanggup lagi terbang. Aku kapas, bisakah melebur dan hancur bersama air?
Sudah, ia hanya kanak-kanak; katamu bijak. Tapi bulir-bulir beningmu tetap jatuh, 'kan? Adakah kau juga merasa sesuatu tiba-tiba singgah di hati; runcing dan dalam.
Aku kapas; jika tak bisa melebur dan hancur bersama air, maka akan memilih terbang bersama angin meski harus menunggu bertahun agar basah ini kering.
(Limokaum, 04 September 2013)
Komentar
Posting Komentar