Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

Bu Kamek dan Pak Lambok (Edisi KKN)

10 Juli 2013 lalu, hari pertama menginjakkan kaki di Korong Bayur, kami langsung dibawa oleh Wali Korong ke Rumah ini. Rumah dengan cat oren gelap. Rumput Jepang rapi terhampar di halaman; menunjukkan betapa pemilik rumah sangat telaten merawatnya. Memasuki ruang tamu kami disuguhi oleh sebuah sofa berwarna krem muda yang sudah tampak tua. Sementara   lemari pembatas berwarna merah kecoklatan berdiri gagah beberapa meter di depan sofa; tepat menyandar ke dinding yang membatasi ruang tamu dengan ruang lain, barangkali ruang keluarga atau mungkin dapur.   TV LG 20 inch menjadi satu-satunya pemuncak kegagahan lemari tua itu; seorang lelaki kira-kira berusia 65 tahunan tampak menikmati acara TV siang itu; sebelum akhirnya kedatangan kami   mengusiknya. Perkenalan dan serah terima yang singkat dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kepada Wali Korong dan pemilik rumah menandai bahwa di sinilah kami akan menghabiskan 45 hari masa KKN ini. Beruntung, kami tak tinggal se rumah dengan

Sesuatu yang Seperti Bekas Gigitan Nyamuk (Edisi KKN)

Pertama kali menginjakkan kaki, aku sudah merasakan betapa panasnya Korong Bayur. Panas laut. Aku butuh menyesuaikan diri dengan kondisi ini, terlebih ketika mengetahui bahwa ternyata air sumur rumah Bu Kamek yang kami gunakan untuk mandi berwarna kuning kecoklatan. Hari kedua di sini, aku sudah mulai merasakan sesuatu yang lain. Sesuatu yang seperti bekas gigitan nyamuk, menyebar hampir di seluruh badan. Itu sangat menyiksa. Aku butuh fresh care selalu di tangan. Awalnya, kupikir ini akan hilang dalam waktu tiga atau empat hari. Tapi ternyata sudah lebih satu minggu belum juga hilang. Aku belum ingin memberitahukan kepada Amak di rumah, karena takut   Amak khawatir. Akhirnya dengan ditemani Jaini, kuputuskan untuk berobat ke bidan desa yang   berjarak 6 buah rumah dari posko. Bidan desa tersebut mengatakan bahwa aku alergi. Ia memberikan tiga jenis obat untuk dua kali makan pada waktu berbuka dan sahur. Namun, gatal-gatal itu tetap terasa. Bahkan terasa lebih menyiksa dari sebel

Mimpi Amak; Adik Tapanggang (Edisi KKN)

Gambar
Kembali ke lokasi KKN bukanlah sesuatu yang dirindu. Lebaran usai, menandakan habis pula waktuku di rumah. Rencana awal, kami kembali ke lokasi KKN pada hari Minggu tanggal 11 Agustus 2013. Namun, terasa enggan untuk kembali. Aku minta pendapat pada seluruh orang rumah, mereka bilang; besok (red; senin) saja kembali ke lokasi KKN. Ini sesuai dengan hatiku. Aku ingin mengabarkan pada kawan-kawan sekelompok bahwa aku akan kembali ke lokasi hari Senin, bertepatan dengan keinginan itu tiba-tiba Yose sms; bilo baliak ka pariaman Nela? Yose merupakan Koordinator kelompok kami. Kubalas dengan cepat; nela hari senin buliah pai dek urangtuo nyo yose. Buliah kan? Aku tak sabar menunggu balasan sms itu. Terasa lama sekali. Maka kukirim sms itu banyak-banyak pada Yose. Entah karena smsku yang sudah terlalu banyak atau karena memang ingin membalas smsku, sebuah pesan masuk dari Yose. Tak apa, katanya. Ia juga akan kembali ke lokasi hari Senin. Alhamdulillah. Senin pagi-pagi sek

Tentang Sebuah Film; Baghban (Edisi KKN)

Gambar
17/08/2013. Ini kali ketiga aku mulai menulis apa yang kurasa selama masa KKN ini; karena jadwal yang padat, tentu. Dua buah tulisan terdahulu yang kuposting di sebuah jejaring sosial sudah kuhapus. Entah, aku malu sendiri membacanya karena terkesan sangat kekanak-kanakan. Pada tulisan kali ini, aku hanya ingin menceritakan sesuatu yang melesat demikian cepat di kepala, sebab aku takut jika lesatan itu hilang dikemudian hari, lalu apa yang akan kukenang nanti? Baik, aku ingin bercerita tentang film. Ha, film? Ini patut dipertanyakan bukan? Sebab KKN identik dengan serangkaian kegiatan terprogram yang mesti diselesaikan dalam rentang waktu yang telah ditentukan. Hehehe tentu saja. Maksudnya, kali ini aku akan berbagi pengalaman tentang sebuah film yang kutonton bersama rekan-rekan disela-sela waktu senggang; sebuah film India. Seorang teman anggota kelompok kami adalah penggemar berat film India dan lagu India, namanya Si’u Amri Jaini dari Program Studi Pendidikan B