Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

SIMAWANG (PLKP-S Bagian 1)

Annyong... Apa kabarmu my "A Little Note"? . Sudah lama kita tak jumpa bukan? Hampir satu semester lebih aku tak menyapamu, sejak oktober lalu aku menjadi enggan menemui dan malas menatap layarmu bahkan untuk sekedar menuliskan sebuah sapaan kecut. Tapi, malam ini aku kembali. Ada banyak hal yang ingin kubicarakan denganmu. Jika hidup adalah sebuah cerita yang patut dikisahkan, maka kau adalah pilihan terbaik untuk menampung kisahku.  Ah, aku merasa kaku untuk memulai. Mungkin ini karena aku  yang membeku  selama beberapa waktu. Aih, waktu yang lalu itu, acap kuhabiskan dengan menonton drama Korea dan serial kartun buatan Jepang. Kecanduanku pada menonton drama impor dari negeri ginseng itu baru diputuskan dengan paksa saat masa PLKPS (Praktik Lapangan Konseling Pendidikan di Sekolah) dimulai.  Terhitung sejak 03 Februari 2014 lalu. Masa-masa PL ini merupakan masa sibuk, terlebih pertengahan Februari lalu Prodi Alhamdulillah juga telah mengeluarkan pembimbing skrips

Teori-Teori Penguat Psikologi Sosial

(Mata Kuliah Psikologi Sosial) *** A.     Teori Rangsang Balas Untuk Menerangkan sikap Teori Rangsang balas (stimulus-response tbeory) yang sering juga disebut teori penguat (reivorcement-tbeory) dapat digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial. Dalam sub-bab ini akan dijelaskan bagaimana teori penguat menerangkan sikap (attitude). Yang dimaksud dengan sikap ini adalah kecendrungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi rangsang tertentu. Salah satu teori untuk menerangkan terbentuknya sikap ini dikemukakan oleh Daryl Beum (1964) yang pengikuy skinner (berpandangan operant). Ia mendasarkan diri pada pernyataan skinner bahwa tingkah laku manusia berkembang dan di pertahankan oleh aggota-anggota masyarakat yang menberi penguat pada indivudu untuk bertingkah laku secara tertentu (yang dikehendaki oleh masyarakat). Atas dasar pendapat Skinner itu beum mengemukakan 4 asumsi dasar yaitu: 1.     Setiap tingkah laku, baik

Prasangka Sosial

(Mata Kuliah Psikologi Sosial) *** 1.       Defenisi   Prasangka Sosial Prasangka atau prejudice berasal dari kata latin prejudicium, yang pengertiannya mengalami perkembangan sebagai berikut: 1) semula diartikan sebagai suatu preseden, artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman yang lalu; 2) dalam bahasa Inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yang cermat, tergesa-gesa,   atau tidak matang; 3) untuk mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur emosional (suka-tidak suka) dalam keputusan yang telah diambil tersebut. Sherif dan Sherif dalam Alex Sobur, menyebutkan bahwa prasangka adalah suatu istilah yang menunjuk pada sikap yang tidak menyenangkan ( unfavourable attitude) yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok terhadap kelompok lain berikut anggota-anggotanya yang didasarkan atas norma-norma yang mengatur perlakuan terhadap orang-orang di luar kelompoknya. Sementara Harding dan kawan-kawan mendefenisikan prasang