Tentang Sebuah Karya
Rasa kecewa memang ada ketika cerpen-cerpen yang kukirimkan ke beberapa media cetak tak kunjung dimuat. Aku bahkan kerap membeli Koran minggu, berharap menemukan salah satu cerpenku menghiasi laman sastra mereka. Dan sepertinya memang cerpenku tak akan dimuat media-media itu karena ketika membaca cerpen-cerpen yang telah dimuat pada media-media cetak itu, aku jadi malu sendiri karena ide cerita yang kutawarkan masih dangkal dan teknik penulisan yang masih alakadarnya dan ‘suka-suka gue’. Kemudian aku ingat Harian Pagi Bungo Pos, salah salah satu krunya merupakan temanku. Kami kenal pada sebuah pelatihan Lembaga Eksternal kampus di Jambi. Aku inbox teman tersebut dan bilang mungkinkah menerima cerpen di Harian Pagi Bungo Pos. Awalnya beliau bilang kalau di Bungo Pos belum ada kolom cerpen, tapi kemudian beliau memintaku untuk tetap mengirimkan cerpen. Setelah beberapa waktu, aku diberitahu kalau cerpenku yang berjudul ‘Nalu, Perempuan Beraroma Beras’ itu telah terbit.