A little note (1)
Aku memperhatikan perempuan itu, umurnya dua tahun di atasku. Ia, barangkali adalah salah satu dari sekian banyak wanita-wanita tegar di dunia. Hidup baginya adalah keberartian yang sangat, meski derita acap menghampiri. Mendengarkan kisah hidup yang dituturkannya membuat kita terbawa emosi. Lahir tanpa mengenal ayah kandung, ketika baru merasakan kedekatan dengan Ayah, sang ayah meninggalkannya. Dari kecil, ia hanya hidup dengan nenek dan kakek. Ibu, pergi merantau bersama ayah tirinya. Ketika berusia dewasa inilah ia benar-benar merasakan bahwa Ibunya benar-benar ada disampingnya. Hidup dengan ayah tiri, tentu bukanlah sesuatu yang menyenangkan, terlebih dengan kehidupan keluarga yang serba pas-pasan membuat perempuan itu harus pula berpikir keras untuk bertahan hidup di rantau selama menjalani kuliah. Ia, tak mungkin membebankan semua itu pada punggung renta ibunya. Ah, aku bahkan merasa kehidupanku tak seberat apa yang dirasakannya. Meski keluarga kami adalah keluarga sangat-s